Pelatihan
Layanan
Tentang Kami
Publikasi
Informasi Publik
Berita GIA Corpu
Inspektur Jenderal TNI AD Buka Sertifikasi CGRA Tahun Ajar 2025: Penguatan Peran APIP dalam Manajemen Risiko Nasional
05 May 2025
|
10467

(Ciawi, 5 Mei 2025) — Sertifikasi Certified Government Risk Assurer (CGRA) TA 2025 resmi dibuka oleh Inspektur Jenderal TNI Angkatan Darat (Irjenad), Letnan Jenderal TNI Erwin Djatniko, dalam sebuah upacara pembukaan yang berlangsung di Pusdiklatwas BPKP, Ciawi, Jawa Barat. Sertifikasi ini diikuti oleh 28 orang peserta yang terdiri dari perwira tinggi dan perwira menengah di lingkungan Inspektorat Jenderal TNI AD (Itjenad) yang sebelumnya telah menempuh pelatihan manajemen risiko.

Dalam sambutannya, Letjen TNI Erwin Djatniko menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), khususnya kepada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP, atas fasilitasi dan kesempatan yang diberikan kepada para perwira Itjenad untuk mengikuti sertifikasi ini.
Turut hadir dalam acara pembukaan ini pejabat dari BPKP, antara lain Kepala Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor, Iwan Agung Prasetyo, Ak., M.Ec.Dev., Ph.D., dan Direktur Pengawasan Bidang Pertahanan dan Keamanan pada Deputi Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Politik, Hukum, Keamanan, Pembangunan Manusia, dan Kebudayaan, Setia Pria Husada, Ak., M.A.

Sertifikasi CGRA merupakan program pelatihan dan sertifikasi profesional yang dirancang untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam manajemen risiko pembangunan nasional. Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pejabat pengawasan di unit APIP, agar mampu menjalankan fungsi pengawasan yang adaptif, responsif, dan berorientasi pada risiko.

Selama pelatihan yang berlangsung dari Senin, 5 Mei hingga Kamis, 8 Mei 2025, para peserta akan dibekali dengan materi menyeluruh mengenai proses manajemen risiko, mulai dari identifikasi, analisis, penilaian, hingga pengendalian risiko yang relevan dengan kegiatan organisasi.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para peserta tidak hanya memperoleh pengakuan sertifikasi profesional, tetapi juga mampu mengimplementasikan praktik-praktik manajemen risiko secara efektif di satuan kerja masing-masing.