Ciawi - Sudirman Said siang tadi hadir di ruang zoom meeting Pusdiklatwas BPKP berbicara tentang kepemimpinan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Bapak ganteng yang penampilannya tampak tidak berubah sejak tahun 2000 ini dihadirkan oleh panitia penyelenggara Diklat Pelatihan Kepemimpinan Administratif untuk berbagi materi dengan 30 peserta diklat. Saat ini Beliau menjabat sebagai Sekretaris Jenderal di PMI dan pengajar di STAN.

 

Dalam paparan ringkas, Sudirman Said menyampaikan bahwa teori kepemimpinan berevolusi seiring dengan kemajuan peradaban. Kepemimpinan di abad 21 semakin fokus pada human behaviour, karena pada intinya kepemimpinan adalah bagaimana menggerakkan manusia untuk menuju suatu arah. Dalam kata "menggerakkan" terkandung syarat agar pemimpin memahami budaya dan peri laku orang-orang di dalam organisasi. Level kepemimpinan dari yang terkecil adalah managing individual, kemudian naik ke managing groups, naik lagi ke managing organization, tambah naik lagi ke managing process, dan pada puncaknya managing changes. Untuk mengurus organisasi, Sudirman Said menekankan betul agar mengingat 3 hal, yaitu: structure, people, and culture. Dalam mengelola people dan culture dibutuhkan soft skill seperti komunikasi. 

 

Perubahan kerap terjadi dalam lingkungan, baik secara gradual maupun radikal, terencana dan tidak terencana. Yang terbaik adalah perubahan terencana secara gradual. Namun jika muncul perubahan tak terencana yang radikal seperti pandemi covid19 ini, pemimpin harus mengelolanya dengan cara terbaik. Yaitu, minimalkan hal-hal yang tidak terprediksi dengan rajin melihat suasana. 

 

Materi yang menarik ini tampaknya berhasil memukau para pemirsa, ditunjukkan dalam interaksi yang terjadi. Pertanyaan-pertanyaan seputar problem dalam memimpin diajukan peserta dan dijawab dengan baik oleh Sudirman Said dengan mengacu berbagai wawasan Beliau tentang kepemimpinan di berbagai organisasi pemerintah Indonesia. (rl)